Ini termasuk aib sib. Setelah tumbuh dan berkembang baik selama 20 tahun, gue tidak bisa naik sepede..
Itu adalah hal paling memalukan dan nggak banget menurut gue. Jadi bahan lulucon.
Tapi suatu hari gue dapet sebuah pemikiran dahsyat. Gue harus berguna bagi orang lain. Nggak bisa naek sepeda, jujur buat gue berasa nggak berguna banget ditambah lagi gue nggak bisa berenang. Lengkaplah aib gue. Sampai gue berpikir bahwa gue harus bisa menaklukkan salah satunya. Antara berenang dan bersepeda.
Akhirnya gue memilih bersepeda. Karena sepda lo nggak perlu menahan nafas hanya untuk menggerakkan badan lo atau memakai baju khusus untuk melakukannya. Keputusan gue untuk belajar sepeda udah bulat. Gue minta ama bokap buat beliin gue sepeda lipat.
Bokap setuju meski awalnya ragu dengan keputusan gue, bahkan nyokap sempet menggoda gue untuk membeli sepeda roda emppat dulu. Akhirnya, bokap beliin gue sepeda warna merah lengkap dengan loncengny yg berbunyi 'kringg' nyaring. Untung dia nggak beliin gue yang ada keranjangnya.
Setelah sepeda terpasang, hujan turun dan gagallah latihan sepedanya. Tapi nyokap dengan asal bilang: 'Dita latihan aja di dalam rumah gak papa kok'.
Mendapat restu begitu mulai lah gue belajar naik sepeda di dalam rumah. Untuk ruang tamu gue agak lebar dikit. Hampir 15 menit gue berlatih, keringat mengucur di badan gue dengan deras. Meski belum berhasil.
Bokap tanya ama gue: 'kamu keringatan karena capek atau takut?' Sambil maen game onet deluxe- kesayangannya
'Nggak kok pa, cuma capek bawa berat badan sendiri'.
Regards,
Dita